Minggu, 23 November 2014

FANFICTION SHINee : Hyung, Kajima! [PART 1]

Title : Hyung, Kajima!
CAST : Key SHINee as Kibum/Key
              Onew SHINee as Jinki/Onew
              Minho SHINee as Minho
              Taemin SHINee as Taemin 

Genre : Brothership, Friendship, Sad

Daegu, 1998. Panti Asuhan Bintang
[KEY POV]
Tubuhku terasa kaku dan hatiku hancur. Setelah beberapa bulan yang lalu aku dan keluargaku mengalami kecelakaan, kini aku hanya hidup dengan hyungku- Jinki hyung di panti asuhan ini. Perkenalkan namaku Kibum. Beberapa bulan yang lalu setelah kedua orangtuaku meninggal dan kami harus tinggal di panti asuhan ini, aku merasa aku adalah orang yang paling menderita dan aku juga merasa bersalah kepada hyungku. Mengapa bukan aku saja yang saat itu pergi? Toh menurutku sebentar lagi juga aku akan menyusul kedua orangtuaku. Aku hanya seorang anak laki-laki berusia usia 6 tahun yang memiliki penyakit lemah jantung sejak aku lahir. Andai saja waktu itu penyakitku tidak kambuh pasti kecelakaan itu tidak akan pernah terjadi. Orangtuaku saat itu panik dan buru-buru membawaku ke rumah sakit. Mobil yang kami kendarai bertabrakan dengan truk saat akan mendahului sebuah mobil. Orangtuaku tewas di tempat, dan aku? Anehnya sampai sekarang masih hidup. Saat itu hyungku yang lebih tua 2 tahun dariku itu sedang ada di rumah dan begitu mendengar berita itu hatinya langsung hancur berkeping-keping. Aku melihat jelas pancaran kesedihan yang tergambar di wajahnya. Jinki hyung berusaha untuk tetap tegar dan justru berusaha menguatkanku.Sikapnya saat itu justru membuatku semakin merasa bersalah kepadanya. Hyung, mianhe!
Setelah hari itu, karena kami tidak memiliki keluarga lagi maka mau tidak mau kami harus tinggal di panti asuhan ini.
[KEY POV END]

28 Agustus 2000, Panti Asuhan Bintang
[JINKI POV]
Pagi ini seperti biasa aku dan Kibum bermain duduk di taman panti asuhan. Taman merupakan tempat favorit Kibum, atau lebih tepatnya tempat favoritku karena aku yang biasanya memaksa Kibum untuk keluar kamar. Sudah beberapa bulan sejak kecelakaan itu Kibum selalu terlihat murung.
“Kibum-ah, kau mau naik ayunan? Biar hyung yang mendorongnya.”tanyaku pada Kibum
Tak ada respon dari Kibum. Dia hanya duduk melamun. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini.
“Kibum-ah.” aku menyentuh pundaknya supaya ia sadar aku bicara dengannya.
“Hyung...”ucapnya pelan. Tapi ia tak melanjutkan kata-katanya.
“Ada apa Kibum-ah?”tanyaku.
“Berjanjilah padaku, walau suatu saat kita berpisah hyung tidak akan melupakanku.”ucapnya sambil menunduk.
“Hyung tidak akan meninggalkanmu. Hyung akan selalu bersamamu.”jawabku sambil mengusap pundak Kibum.
Kibum terdiam lagi mendengar ucapanku. Aku lama-lama bisa bosan kalau adikku begini terus. Dulu Kibum tidak sependiam ini, kami bahkan sering main bersama. Aku ingin memarahinya, tapi aku tidak tega. Biarlah mungkin lama-kelamaan Kibum yang dulu akan kembali lagi.

[AUTHOR POV]
Hari ini, tepatnya tanggal 23 September 1998 ada sepasang suami istri yang datang ke Panti Asuhan Bintang dan mereka tertarik untuk mengadopsi Jinki menjadi anak angkat mereka. Dari penampilan mereka terlihat mereka adalah orang kaya dan mereka adalah orang yang baik. Mereka mengadopsi anak karena sejak mereka menikah, mereka belum juga mendapatkan anak. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang anak.
“Jinki, mulai sekarang kau bisa tinggal dengan keluarga Lee”ucap Kim ahjumma pemilik panti asuhan yang datang menemui Jinki yang sedang bermain dengan Kibum di taman panti asuhan. Pemilik panti asuhan tersebut tidak datang sendiri, melainkan datang bersama tuan dan nyonya Lee.
 “Aku tidak mau ikut dengan mereka”ucap Jinki tidak menghiraukan mereka.
“Jinki tidak bisa selamanya di sini. Kalau Jinki tinggal bersama keluarga Lee, Jinki bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.”ucap Kim ahjumma lembut.
“Tapi aku tidak bisa meninggalkan Kibum.”jawab Jinki sambil menggenggam erat tangan Kibum seolah dia tidak akan pernah bisa dipisahkan dengan dongsaengnya itu.
[AUTHOR POV END]

[JINKI POV]
“Aku tidak akan meninggalkan Kibum sendiri di sini,apalagi dengan kondisinya saat ini.”tekadku saat Kim Ahjumma memintaku untuk mulai tinggal dengan keluarga Lee. Kugenggam tangan Kibum lebih erat. Dia adikku satu-satunya dan aku tidak mau berpisah dengannya.
“Tinggallah bersama kami. Nanti kau bisa sekali-kali menjenguk adikmu itu.”ucap nyonya Lee.
“Maaf aku tidak bisa”jawabku cepat.
“Kau harus pergi hyung! Lagipula aku juga nanti akan menemukan keluarga baru.”ucap Kibum. Dari cara bicaranya aku tahu dia sangat sedih mengucapkan itu, tapi aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya hingga mengucapkan kata-kata seperti itu.
“Keluarga baru? Aku hyungmu.”aku tak percaya dengan kata-katanya.
“Ani hyung. Bila aku tetap di sini bersama hyung hidupku juga akan susah. Hyung harus ikut dengan mereka sekarang.”ucap Kibum sambil melepaskan genggamanku.
Kulihat wajah Kibum lekat-lekat. Kali ini tidak terpancar keraguan dari wajahnya maupun kata-katanya.
“Haruskah aku meninggalkannya? Lalu bagaimana nasib Kibum selanjutnya?”pertanyaan-pertanyaan itu kini berkecamuk di kepalaku. Di satu sisi ucapan Kibum ada benarnya, tapi di sisi lain sebagai satu-satunya keluarga yang dia punya, aku tak bisa meninggalkannya.
“Jinki tolong dengarkan baik-baik. Apa yang dikatakan Kibum benar.”ucap Kim Ahjumma sambil mengelus kepalaku.
Aku lalu menatap keluarga Lee tersebut dan begitu mataku bertemu pandang dengan mereka, tatapan mereka seolah-olah meyakinkanku untuk ikut dengan mereka dan menjadi anak angkat mereka.
[JINKI POV END]

[KEY POV]
Sebenarnya aku tidak mau Jinki hyung meninggalkanku, tapi bila dia terus denganku maka hidupnya akan sengsara. Aku merasa keluarga Lee adalah orang baik.
Jinki hyung menatap keluarga Lee, sepertinya keyakinannya untuk berada di sini sudah cukup goyah. Aku merasa senang sekaligus hancur. Bila hyungku ikut dengan mereka, maka hidupnya akan bahagia. Tapi untuk hari-hari berikutnya berarti aku harus hidup sendiri tanpa keluargaku. Aku mengakui masih ada perasaan egois di hatiku supaya hyungku tetap di sini. Bagaimanapun usiaku masih 7 tahun. Ya, tepat hari ini usiaku 7 tahun.
“Tidak! Hyung harus pergi.”batinku meyakinkan diriku sendiri.
“Bagaimana Jinki? Kau ikut dengan mereka?”tanya Kim Ahjumma pada Jinki hyung.
Aku merasa Jinki hyung menatapku, tapi aku tak balas menatapnya. Aku tak cukup kuat untuk menatapnya.
“Baiklah.”ucapnya pelan.
Bagai disambar petir, aku merasa hancur.
“Baguslah kalau begitu.”ucapku berusaha menyembunyikan kesedihanku.
“Kalau begitu sekarang kamu kemasi barang-barangmu dan ikut dengan kami.”ucap nyonya Lee.
“Tapi bisakah malam ini aku tidur di panti asuhan ini dulu? Aku ingin bersama Kibum untuk yang terakhir kalinya.”
Kata-kata “terakhir kali” dari Jinki hyung benar-benar membuatku bagaikan ditimpa beban berat.
“Menurutku sekarang atau besok sama saja hyung. Lebih baik kau ikut mereka sekarang. Kalau mereka harus datang ke sini lagi besok, bukankah itu malah akan merepotkan mereka?”ucapku datar.
Aku tidak tahu mengapa aku bisa berkata seperti itu, tapi toh memang benar apa yang kuucapkan.
“Benar kata adikmu. Kami besok harus pergi ke luar kota untuk urusan bisnis.”ucap tuan Lee.
“Baiklah.”jawab Jinki hyung  berat.
“Baiklah, ahjumma akan membantumu untuk membereskan barang-barangmu.”ucap Kim Ahjumma sambil menggandeng Jinki hyung menuju kamarnya dan kamarku.
Saat mereka mengemasi barang-barang Jinki hyung, aku hanya duduk di atas ranjangku dan memperhatikan Jinki hyung untuk terakhir kali. Aku paling tidak menyukai namanya perpisahan, tapi mau bagaimana lagi? Menurutku ini yang terbaik.
Beberapa saat kemudian Jinki hyung menghampiriku dan memberikan sebuah kalung yang memiliki liontin kecil berinisial N.
“Ini milik eomma. Aku ingin kau menyimpannya.”ucap Jinki hyung sambil memberikan kalung itu ke genggaman tanganku.
“Ne.”jawabku datar.
“Ayo Jinki, kamu harus segera pergi.”ucap Kim Ahjumma
“Baiklah. Hyung akan pergi Kibum-ah.”ucap Jinki hyung seolah memberitahu hal yang belum aku tahu.
“Ne, hyung.” Aku berusaha sebisa mungkin menahan tangisanku.
Jinki hyung kemudian beranjak pergi meninggalkan kamarku. Kamar yang sudah kami tempati beberapa bulan ini. Tiba-tiba Jinki hyung kembali menghampiriku dan memelukku.
“Kau tunggu hyung beberapa tahun lagi. Hyung akan kembali menjemputmu.”bisik Jinki hyung. Suara Jinki hyung bergetar dan aku tahu dia juga menahan tangis.
Aku tidak merespon ucapan Jinki hyung lebih tepatnya aku sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Beberapa saat kemudian Jinki hyung pergi dari kamarku. Kali ini dia benar-benar meninggalkanku, sendiri... Aku meletakkan kalung pemberian Jinki hyung tadi di atas ranjangku.
Selanjutnya, aku diam-diam mengikuti Jinki hyung sebelum Jinki hyung masuk ke mobil milik keluarga Lee. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri saat hyungku pergi. Perlahan mobil keluarga Lee pergi meninggalkan panti asuhan ini. Beberapa saat kemudian aku menangis. Sebenarnya aku tidak ingin menangis, namun tiba-tiba saja air mataku keluar dengan derasnya. Detik berikutnya aku merasa dadaku sesak dan detak jantungku tidak teratur. Aku paling benci hal ini terjadi. Sesaat kemudian semuanya berubah menjadi gelap.

[KEY POV END]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar